Rabu, 18 Maret 2015

Setiap malam datang, di sudut kamar aku menangis
"Kenapa sih skg gue kaya orang labil?" Pertanyaan yg selalu gue ajuin terhadap diri gue sendiri..

Dulu.. sebelum kamu mulai menyalakan api itu, percaya sama kamu tuh suatu hal yg gak perlu buat aku berfikir panjang, bertahun2 bersama, saling mengisi, saling menghibur, susah senang bersama, kekasih yg memiliki peran sekaligus menjadi sahabat. Kamu yang selalu dampingin aku dalam keadaan apapun, dikala sakit maupun sehat, dikala tawa ataupun tangis, kamu yg selalu buktiin bahwa memang cuma aku lah satu2nya orang yang saat itu selalu kamu perjuangkan. Tapi kini, kini api itu tlah membesar dan melahap habis semua kepercayaan aku terhadap kamu, hingga tiada lagi yg tersisa sedikitpun walaupun sekedar abu nya.
Keadaan tersulit buat aku skg aku gabisa berbuat apa-apa disaat aku terlalu lelah untuk bertahan dan terlalu lemah untuk melepaskan, hari-hari berlalu,aku cuma bisa mendem semua ini sendiri. Aku gatau apa yg bakal terjadi nanti,apakah ini akan jadi bom waktu?

Aku sangat menyanyangi kamu, kamu masih menjadi satu2nya alasan aku menangis krn takut kehilangan kamu, kamu masih menjadi orang yg aku rindukan setiap hari..
Perih rasanya memendam ini sendiri.
Aku cemburu!
Aku cemburu terhadap orang2 disekitamu yg bisa bertemu denganmu setiap hari.
Aku cemburu dengan mereka yg bs bercanda tertawa bersamamu kapan saja.
Aku cemburu dengan teman2 perempuanmu yg bs menikmati senyumanmu secara langsung.
Tidak seperti aku, berbeda denganku. Dan aku lelah!
Aku lelah harus menunggu kabar dari mu setiap saat.
Aku lelah harus menunggu kamu membalas pesan singkat yg ku kirimkan untukmu.
Aku lelah harus mencari2 waktu hanya untuk sekedar mendengar suaramu..
Aku lelah!

Aku ingin seperti dulu, bersama kamu kapanpun aku mau, meminta  kamu hadir menemaniku cukup hanya dengan menunggu benerapa menit kamu sudah hadir untuk menghiburku..
Andai waktu bisa di putar, aku ingin menghentikan waktu disaat aku bersamamu.

Ini amat sangat menyiksaku, menjalani hubungan jarak jauh dengan kepercayaan ku terhadap mu yg telah musnah. Ntah aku harus bagaimana? Tapi aku sangat menyayangimu. Rasa curiga, cemburu yg selalu datang dan menyiksa di kala aku melihat kau berfoto dengan hadirnya yg kau bilang mereka hanyalah teman2mu saja.
Aku tidak bs membohongi diriku sendiri bahwa kepercayaan ku terhadapmu memang susudah benar2 hilang. Tapi aku sedikit demi sedikit selalu berusaha untuk bs kembali mempercayaimu, walaupun sulit tapi aku akan mencoba, tapi jika itu tak berhasil dan kau bertanya lalu aku menjawab seolah2 aku telah kembali mempercayai mu, percayalah padaku itu semua demi kebahagiaanmu semata :'''